WELCOME,
PLEASE, ENJOY VISITING THE CONTENTS OF THIS BLOG

Rabu, 25 November 2009

Materi Matematika I




HAKEKAT MATEMATIKA

Pengertian Matematika:
Beberapa definisi tentang matematika:
  1. Matematika terorganisasikan dari unsure-unsur yang tidak didefinisikan, definisi, aksioma(postulat), teorema(dalil). (Russefendi: 1988)
  2. Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. (James and james: 1976)
  3. Matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logis. Matematik adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas, akurat representasinya dengan symbol dan padat, lebih berupa bahasa symbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsure yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. (Johnson and Rising: 1972)4. Matematika adalah telaah tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. (Reys-dkk:1984)
  4. Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan social, ekonomi, dan alam. (Kline:1973)

baca selengkapnya .....



Selasa, 24 November 2009

Contoh soal-soal Olimpiade SMP
Download disini:

Jumat, 20 November 2009

MENUMBUHKAN AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN PROBLEM POSING

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Problematika Pembelajaran Matematika


Oleh:
Hadi Siswanto


A. Latar Belakang
Kegiatan pembelajaran matematika jika dipandang sebagai suatu sistem terdiri dari tujuan, bahan ajar, metode, media/alat bantu dan penilaian. Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran di kelas mempunyai peran yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan pembelajaran. Sebagai pengelola kegiatan guru hendaknya senantiasa memperhatikan kemampuan, kebutuhan dari siswanya serta selalu memanfaatkan dengan baik kesempatan yang diberikan kepadanya. Agar tujuan pembelajaran tercapai guru hendaknya pandai-pandai mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi dari kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan.
Dari beberapa pengamatan terhadap proses pembelajaran matematika di sekolah-sekolah, menunjukkan adanya suatu fenomena yang pada saat proses pembelajaran berlangsung, nampak siswa sepertinya memperhatikan apa yang disajikan oleh guru, tetapi pada saat dihadapkan pada soal yang harus dikerjakan sendiri, siswa cenderung kebingungan, kesulitan untuk hanya sekedar mengerti apa yang harus dikerjakan. Kondisi demikian diperparah lagi dengan banyak dijumpainya komunikasi antara guru dan siswa masih belum optimal. Penyebabnya diantaranya adalah dalam pembelajaran siswa cenderung pasif, kurang kreatif dalam berpikir, kurang berani berpendapat, kurang berani bertanya, kurang berani mengambil keputusan, dan kurang berani bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Selain itu adanya cenderungan sikap siswa yang takut bertanya guru, meskipun belum memahami konsep yang diajarkan. Demikian juga dalam belajar siswa cenderung menghapal rumus, melihat contoh, mengerjakan tugas. Pada umumnya mereka belum dapat mengetahui kapan mencatat, apa yang harus diringkas, apa yang perlu ditanyakan, mana yang harus dikerjakan dan bagaimana cara menyelesaikan masalah.
Belajar matematika tidak dapat dijalankan dengan hanya membaca atau menghapal, tetapi mata, otak dan tangan harus bekerja sama. Dalam arti siswa dituntut aktif dalam pembelajaran. Yang dimaksud dengan siswa aktif belajar menurut Sordjadi (2000:102) adalah: (1) optimalisasi interaksi antar unsur-unsur yang terdapat dalam proses pembelajaran dan (2) optimalisasi keikutsertaan seluruh sense (indera, emosi, karsa, karya, dan nalar) siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengaktifkan siswa dalam pembelajaran matematika di kelas antara lain dapat ditempuh melalui pendekatan Problem Posing.
Melalui pembelajaran matematika dengan pendekatan Problem Posing diharapkan dapat menumbuhkan aktifitas siswa. Pada pendekatan Problem Posing ini menekankan pada kemampuan siswa menyatakan atau membuat soal sendiri berdasarkan informasi yang diberikan guru kemudian menyelesaikannya. Pendekatan tersebut jelas sekali dimaksudkan untuk lebih memberikan kesempatan yang luas kepada para siswa untuk aktif belajar. Dapat juga dikatakan pendekatan ini untuk mengupayakan agar penbelajaran yang terpusat pada guru berubah menjadi terpusat pada siswa (Soedjadi, 1998: 100)

B. Rumusan Masalah
1. Benarkah aktivitas Siswa dalam Pembelajaran rendah?
2. Mengapa pendekatan Problem Posing yang dipakai dalam pembelajaran matematika?